Melaluipuisi tentang perjuangan, kita bisa belajar tentang semangat dan perjuangan demi bangsa dan negara. Buat yang belum tahu, puisi merupakan satu di antara karya sastra yang berisi ungkapan atau curahan hati penulisnya. Harta yang tak ternilai harganya Menjadi pemicu pemimpin bangsa Untuk tampil di era dunia 2. Untukmu Pahlawan
Puisikarya Dearest Tiantama gema ikrar itu hampir satu abadlalu membahana di persadaku mampu menyatukan tekat dan hastrat bersatu padu bangsaku begitu banyak pilihan kini yang bisa membuat indah warna negeri ini kami ingin kami mau jemari kecil ini kepal tangan ini langkah kaki ini untuk mengisi perubahan negeri ini bukan dengan permusuhan
Kalaukankita sadarkan nyawa. Pantun-pantun di atas menegaskan pedoman utama kepemimpinan Melayu adalah ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pesuruh Allah. Dengan kata lain, nilai-nilai Islam harus menjadi rujukan utama kepemimpinan Melayu agar pemimpin beroleh rahmat dan hidayah.
Kepemimpinandengan kebijakan yang adaptif menjadi salah satu kunci keberhasilan menghadapi situasi krisis. Di Indonesia sendiri sejak awal kemunculan Covid-19 di Wuhan Tiongkok, kebijakan yang diambil oleh pemerintah cukup kontradiktif dengan kondisi yang ada, berbanding terbalik dengan negara-negara lain yang mempersiapkan posisi ancang
Kamitelah menyusun kumpulan karya puisi tentang Kemerdekaan yang merupakan kiriman para kontributor hingga tahun 2022. Contoh-contoh puisi Kemerdekaan. Pahlawanku. Terima kasih untuk pahlawan-pahlawan Indonesia Engkau rela berkorban demi mempertahankan negeri tercinta Melawan perusak Negara
Quelle Phrase D Accroche Sur Un Site De Rencontre. Berikut ini adalah contoh puisi kritik pemerintah atau kata kata satire untuk penguasa dengan nama-nama pemeran animasi jepang dengan judul puisi negera cerita puisi tentang kritik pemerintahan dalam bait puisi satire yang dipublikasikan berkas puisi. apakah bercerita seperti puisi kritikan untuk pemerintah atau puisi kritik sosial kehidupan saat lebih jelasnya puisi tentang kritikan buat pemerintah saat ini disimak saja puisi berjudul negara konoha berikut Konoha Oleh NasrulNegara konoha sedang tak baik-baik saja,Ini semua bukan karena ulah Akatsuki,Ataupun karena diserang oleh ootsuki,Ini semua karena pejabat tinggi negara konoha kini hanya jadi gelar,Tak sanggup menyelesaikan satupun masalah hingga kelar,Semua jutsu yang dipertontonkan hanya sebagai peredam,Agar warga konoha menyangka hokage menjadi pemimpin kini tak bisa diandalkan,Hokage membuat kekai agar konoha menjadi aman,Tak pernah berpikir bahwa ada warga yang masih dirundung kemiskinan,Karena sanak keluarga hokage sudah dijamin anbu hokage sudah diperintah tugaskan,Menindak warga yang tak patuh aturan,Kunai dan suriken ia jadikan sebagai bahan ancaman,Bahkan taijutsu ia sering anbu bagaikan terkena genjutsu,Lebih hina dari seorang babu,Patuh terhadap segala perintah tak bermutu,Karena takut jika tak lagi menjadi bagian dari negara konoha sekarang,Banyak warga mati bukan karena perang,Banyak warga sengsara bukan karena jutsu terlarang,Ini semua karena pemerintahan yang haus akan 17,7,21
GelapJelang fajar yang berpijar terangSaat embun meninggalkan dedaunan Dalam hiruk pikuk subuh yang mengejar senja Engkau diam dalam zikir dan pikirMengejaMenghitungMembaca sebuah narasi bangsa Mengalir dari titik nadirMembuat detak jantungmu berdesir Apakah engkau akan sampai di sana? Menuju jejak- jejak perjalanan keabadianBernama kesetiaan dalam kedigdayaan bangsa Engkau membacaNapak tilas tiga setengah abaddan kejayaan masa lalu Harumnya nama bangsamuDalam titah raja-rajaSamudera Pasai, Sriwijaya, hingga Majapahit Engkau dengar kisahSang peloporSang pejuangSang PencerahSang Pendiri bangsa yang meski seiring sejalan bergandengan tanganMenjinakkan ego yang berpetualang dalam keragaman perbedaaan yang harus satuBhinneka Tunggal Ika Demi nusantara yang berdiri tegak di antara bangsa-bangsa dunia Setelah terseok sekian lama dalam penjajahan yang merajalela Wahai Pemimpin muda bangsaHari ini engkau harus lunasi janjimu Dalam sebuah narasi Indonesia Jaya hingga titik tanpa koma Narasi tentang kesetiaan, cinta, dan baktimu pada negeriyang mengalir dalam denyut nadi dan darahmuMembayangkan senyum anak-anak bangsa yang unggul sejahtera Menuju masa depan gemilang, cemerlang membentangDi negeri khatulistiwa Wahai engkau sang pejuangPemimpin muda masa depan bangsaRakyat menunggumu di depan mengambil estafet kepemimpinanyang harus kau rekonstruksi ulangEja ulang dua dinding batinmuEja rasa dan asamu Rasa cinta baktimu pada negeri ibu pertiwiAsah semangat juangmu yang menggeloratertempa tak berhenti Sanggupkah Engkau menjadi calon pemimpin bangsa terpilihDi negeri ini Bacalah sebaris narasiEngkau mengerti tentang sejarahmu sebagai anak negeri Karena Engkau terlahir dari rahimkeberanian, kesetiaan, pengorbanan, dan harapan Jangan engkau diam dalam kelamTerlena mencari kata kunci Bacalah sandiPecahkan teka-teki sebuah narasi PemimpinkuHari ini engkau harus lunasi janji Membangun sebuah narasi Indonesia menuju harapan baru Narasi tentang kesetiaan, cinta, dan baktimu pada negeri Semoga mengalir dalam denyut nadi dan darahmuMenuju Indonesia abadi Istana Negara, Jakarta 2014 Author Lahir di Padang Sidimpuan 25 April 1982, Pendidikan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan 2000-2006, S2 Hubungan Internasional Universitas Paramadina 2010-2012, dan S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik FISIP Jurusan S2 Sosiologi UI, Pendiri Lentera Pustaka Indonesia, Penulis Annual Book Darwin High School, Australia 2006, Juara 1 Cipta Puisi Nafiri Nusantara dan Watch Forest Indonesia, Juara II Puisi dengan judul â Pangeran Hatikuâ yang diadakan Rumah Sastra Jakarta, Telah menulis 22 buku diantaranya âAntologi Pelangi Jiwaâ 2012 âAyat-ayat Ramadhanâ 2013 101 Perempuan Berkisahâ 2013. Aleyda Engkau Edelwisku Fiksiana,2014, â25 Wanita Kompasianer Merawat Indonesiaâ Peniti Media, 2014, Cinta Merah Jambu Puspa Swara, 2014, Harmoni Sixmad Media, 2014. Jadilah Terang 2014, Pemenang 10 Tahun Puisi Edisi Jerman Goethe Institute dengan Judul âDiatas Langit Eropa, Melamarmuâ Juara 1 Cipta Puisi Nafiri Nusantara dan Watch Forest Indonesia, Puisinya diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Spanyol dan Turki, Aktif menulis opini di majalah SENATOR, Harian Analisa, Tabloid Inspirasi, SINDO seputar pendidikan, ekonomi, kepemudaan, hubungan internasional, lingkungan dan perempuan. Menghadiri Ubud Readers and Writers Festival 2014, Temu Penyair usantara Meulaboh 2016, dan aktif menulis di blog pribadinya Sekarang bekerja sebagai staf Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Setjen DPD RI, Senayan, Jakarta.
Puisi Berjudul Pesan Untuk Pemimpin Salam Hangat Dan Hormat Bagi Pengunjung semua. Saya akan membagikan kembali karya sederhan ini untuk anda baca. Selama menikmati puisi dan karya sastra. Pesan Untuk Pemimpin Oleh Halley Kawistoro Aku Membaca dan Mendengar di seberang wilayah terjadi keributan. Aku Membaca dan Mendengar di berita televisi ada kerusuhan. Semua orang mulai kasar, berteriak-teriak, dan mencaci maki. Semua orang mulai pintar, menunjukkan gigi, dan memalsukan janji. Semua orang bingung mencari solusi. Karena telah kehilangan pemimpin. Anak kehilangan nasehat. Murid melupakan gurunya yang sering hilang. Pasangan kehilangan selera untuk berbagi cerita. Sahabat tidak saling percaya karena berbeda isi kepala. Masyarakat telah kehilangan pemimpin. Pemimpin yang bisa memberi makan untuk kehidupan. Pemimpin yang membela kelompok kecil dan lemah. Pemimpin yang tahu kebenaran dan keadilan. Pemimpin yang mau berjuang bukan karena uang. Sebenarnya, Pemimpin itu ada di sekitar kita. Masyarakat telah menemukan pemimpin. Pemimpin yang sibuk bersolek dengan retorika belaka Pemimpin yang hanya memberi makan peliharaannya Pemimpin yang mengubur pemikiran orang yang pemikirannya berbeda Pemimpin yang tidak becermin siapa dia sebenarnya Pemimpin itu ada di sekitar kita. Masyarakat Tidak pernah tahu arti pemimpin Banyak bicara karena urusan perut Menjadi pemarah ditekan keadaan yang susah Banyak tingkah karena pembangunan yang tidak merata Menjadi lawan nyata karena bukan siapa-siapa. Masyarakat Telah Tahu arti pemimpin Banyak bicara masuk ke penjara Menjadi pemarah bisa hilang dan punah Banyak tingkah tidak akan mendapat jatah Menjadi lawan nyata hanya pura-pura. Saya hanya orang biasa, yang sedikit membaca dan ingin bercerita melalui pesan. Pesan yang kutulis melalui kata-kata. Tidak perlu meluka anda, Tidak perlu menjatuhkan anda, Tidak perlu mengarahkan senjata, dan Tidak perlu saling mengenal dan tahu. Akan Kuberi tahu sesuatu. Saya juga pemimpin, Saya juga pemimpin, Saya juga pemimpin Saya Seorang Pria, Saya Seorang Suami, Saya Kepala keluarga. Sambil Menunjuk dan Berkata, Ini Pesan Sederhana Untuk anda. â08-04-2018â Puisi yang tertulis dari keadaan. Pesan Untuk Pemimpin Oleh Halley Kawistoro Pesan Puisi Sebuah puisi memiliki banyak sekali makna. Makna yang diambil juga berdasarkan pemahaman masing-masing pembacanya. Menjadikan puisi sebagai literasi bisa bermanfaat untuk melatih kemampuan berpikir dalam memahami kata-kata. Sejatinya, makna yang sama dibentuk dari keadaan yang sama. Sebaliknya, Makna yang berbeda dibentuk dari Perbedaan. Keadaan yang akhir-akhir ini terjadi adalah buah dari tidak ditemukannya Subjek yang ingin sesuai dan memahami keadaan di rakyat kebanyakan. Keadaan rakyat sejatinya hanya ingin bisa memenuhi kebutuhan dasar dan sandang pangan. Setelah itu, meningkatkan kualitas kehidupan dengan pendidikan yang tinggi. Puisi ini hanya sebuah pesan pribadi untuk diri sendiri. Pembaca yang cerdas juga akan mengerti bahwa kita adalah seorang pemimpin dari jiwa-jiwa yang tidak ingin diikat keadaan. Selamat Memahami, salam sastra Indonesia. Hormat Saya, Penulis
Oleh Noura Fadhila ~ Politisi MudaAda Yang HilangAda yang hilang tapi bukan cinta; Ada yang hilang namun bukan rasa; Atmosfir mencekam pada yang tak sejalan; Nyawa pun lagi kau cari; Karena tak kan berjumpa; Keadilan hilang jejak; Teroksidasi dalam ruang tertinggal tak lebih dari sekedar kata; Tak lagi berdefinisi; Kau beri makna sesukamu; Aku ikut saja mau mu karena kuasa milikmu... Air mata ku tumpah malam tadi; Saksikan pribadi kau paksa bersalah; Koruptor bukan, ter*rispun bukan; Hanya lelaki tua dengan follower real dalam jumlah tak terbilang...Aku satu dari sekian lainnya; Mengkritisnya tanpa henti; Namun saksikan ketidakadilan berlaku atasnya; Nalarku tak bisa ku paksa bungkam...Tau kah kau bagian paling menyakitkan dari semua ini; Saat kalian paksakan logika kalian pada kami; Mohon hentikan melecehkan kemampuan bangsa ini mengunakan nalarnya; Buatlah analisis hingga hipotesis sesuai versimu dan hari ini kuasa masih milik mu; Namun jangan lupakan 6 nyawa anak manusia; Menunggu keadilan; Jika kini keadilan tengah hilang jejak; Nanti kan ada waktunya bertemu...Jika tak di dunia; Mahkamah Tuhan pasti kan hadirkan; Hati ku patah pada negara; Karena biarkan keadilan hilang jejak; Aku bahkan tak lagi berani berani menuliskan isi pikiranku dengan diksi telanjang dalam tulisan panjang bersama analisis tajam agar tak hilang hipotesis akhir ku kelompok muslim hanya menang dalam jumlah-hanya berguna saat pemilu.... Namun tak miliki posisi tawar apapun sesudahnya.... Tak ada pilihan kalian paksa kami buat pilihan....Baca juga puisi pendek tentang persahabatan dan harapanRamadanku Datang Lebih AwalTahun belum juga berganti; Namun, ramadaan kali datang lebih awal; Puasa sekian hari tanpa henti; Ramadan kali ini sepertinya lama akan tinggal...Jadilah rakyat sebentar saja; Agar tau rasanya ramadan datang lebih awal; Lapar dan dahaga hanya tuntas bersama senja; Lapar itu nyata kawan!!! bukan gombal...Beras sekantong yang tak perna cukup dimakan sebulan; Mie 3, 4 bungkus bersama sarden 2 kaleng; Bekal rakyat hidup sebulan; Sejahterah hanya bualan!! janji hidung belang;Hanya setia pada kawan sejawat; Pada sesama pemilik kuasa; Rakyat sekarat; Kalian masih bicara kuasa; Ajal di depan mata... Covid mewabah!! Gizi kami tak ada; Negara kamu dimana! Kami rakyat menderita; Kami anak kandungmu! Ramadan datang lebih awal; Mungkin kan tinggal menahun... Sikuat kan hidup kekal; Si lemah kan segerah punah tak sampai hitungan tahun; Ini kisah pilu bangsaku; Bukan penggalan dongeng;Tak lagi bisa ku ajak berdamai... nalar dan mataku; Hanya Air mata dalam puisi cara ku bertutur Damai dan jayalah bangsa dan negara ku; Sejahteralah seluruh rakyatnya; Semoga kasih sayang dan perlindungan Allah selalu ada untuk kita semua...Sajak Perlawanan Saat cintaku pada negara; Kau balas water cannon dan gas air mata; Kemana lagi harapan rakyat akan bermuara; Kerena janjimu isinya hanyalah dusta...Kuasa merampas kewarasanmu; Kuasa melumat habis sisa kemanusian mu; Kau tak lagi kenal dirimu; Cinta hilang jejak dalam nalar mu...Negara dan bangsa tak perna menuntut lebih; Namun jiwanmu tak kenal kata puas; Kau minta kami rakyat bersabar hingga letih; Janjimu sejahtera!!! namun pemuda kau hadapi dengan beringas...Mereka anak-anak bangs; Seburuk itukah cinta kami hingga water cannon dan gas air mata balasannya?? Coba tunjukan cinta milikmu pada bangsa dan negara; Yang berbalas gaji ratusan juta, rumah dinas hingga kekuasaan...Jika cinta kami sepenuh hati pada bangsa dan negara; Alasan kalian perlakukan kami layaknya kriminal; Lantas masih pantaskah kalian menyebut diri kalian pemimpin-pemimpin negara...Karena cinta mu berpamrih; Cinta tak lagi kau kenal; Kau dengar suara rakyat; Kau lihat derita rakyat; Namun kau paksakan omnibis law dan cipta kerja sah sebagai undang-undang... Kalian ingin kami semua bungkam! Alasan nalar kewarasan kami berang; Mengapa pasal merugikan rakyat kau akomodir; Sementara suara rakyat kau abaikan; Dewan Perwakilan Rakyatkah atau Dewan P*ngh* keputusan!!! Ekpresi cinta pada bangsa dan negara... Hanya itu yang mampu kusaksikan; Dalam Gelombang perlawanan pada Omnibus Law dan Cipta kerja; Entah dalam pandanganmu, entah dalam adalah seni; Seni berteriak dalam diam; Hening terlihat sepi; Namun gaduh dalam pemikiran...Jangan kau pikir saat hening; Segala kan baik-baik saja; Khawatirlah saat hening kian merayap; Bergrilya dalam diam; Hening bermuara pada hadir ketika salah tak lagi terbilang; Suara-suara tak lagi di dengarkan; Kau hanya asyik masyuk bersama pertanda alam; Jika kau mau renungkan; Cara Tuhan memintamu kembali ke kesadaran; Namun pilihan selalu ada pada mu...Penamu tuliskan cerita lanjutan; Lainnya menyesuaikan pada alurmu; Yang kau tulis kan jadi sejarah; Dongeng indahkah atau kegaduhan baru...Hening bertutur jujur; Berkisah tentang amarah; Diam jadi pilihan; Sebelum suara-suara lantang hadir kembali;Penamu tak perna lebih kuat; Tuhan telah tuliskan di Lauhil Mahfuz; Siapa kan jadi apa...Jangan kau paksa hening terus tinggal; Hening tak berarti diam; Hening membungkus kobaran amarah; Hening kan jadi dendam politik baru...Tersublimasi sementara dalam pikiran publik; Khawatirlah pada yang tak terkatakan; Benihnya tumbuh subur dalam pikiran...
Pemimpin adalah sosok yang memiliki peran penting dalam mengarahkan dan menginspirasi suatu kelompok atau komunitas. Dalam dunia puisi, pemimpin sering menjadi subjek yang menarik untuk dijelajahi. Puisi tentang pemimpin mencerminkan kekuatan, tantangan, dan harapan yang terkait dengan posisi artikel ini, kita akan menjelajahi puisi tentang pemimpin, merenungkan makna dan refleksi yang terkandung di dan Inspirasi Pemimpin1. Pemimpin sebagai Sumber MotivasiPuisi tentang pemimpin seringkali menggambarkan kekuatan dan inspirasi yang dipancarkan oleh pemimpin. Lirik-lirik indah mencerminkan kepemimpinan yang kuat, keberanian, dan visi yang jelas. Puisi ini memotivasi dan menggerakkan pembaca untuk meneladani kualitas-kualitas positif yang dimiliki oleh seorang Pemimpin sebagai Pembawa PerubahanPuisi tentang pemimpin juga menggambarkan peran pemimpin dalam membawa perubahan positif. Pemimpin dianggap sebagai sosok yang mampu mengubah dunia dengan kebijaksanaan, keadilan, dan dedikasi. Puisi ini menyoroti pentingnya kepemimpinan yang bertanggung jawab dan berdampak bagi dan Tanggung Jawab Pemimpin1. Beban KepemimpinanPuisi tentang pemimpin menghadirkan penggambaran tentang tantangan dan beban yang melekat pada posisi kepemimpinan. Pemimpin seringkali dihadapkan pada keputusan sulit, tekanan publik, dan tanggung jawab yang besar. Puisi ini mengajak pembaca untuk memahami kesulitan dan perjuangan yang dihadapi oleh pemimpin dalam menjalankan Etika dan Integritas PemimpinPuisi tentang pemimpin juga mencerminkan pentingnya etika dan integritas dalam kepemimpinan. Puisi ini menyoroti perlunya pemimpin menjunjung tinggi nilai-nilai moral, kejujuran, dan keadilan. Pemimpin yang baik adalah mereka yang menjalankan tugasnya dengan integritas dan menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan dan Transformasi melalui Pemimpin1. Harapan akan Pemimpin yang Membawa PerubahanPuisi tentang pemimpin mengandung harapan akan pemimpin yang mampu membawa perubahan dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Lirik-lirik puisi ini membangkitkan semangat dan mengajak pembaca untuk berharap akan kehadiran pemimpin yang visioner, bijaksana, dan Pemimpin sebagai Sumber InspirasiPuisi tentang pemimpin juga mengilhami pembaca untuk menemukan pemimpin dalam diri mereka sendiri. Puisi ini mengajak pembaca untuk menjadi pemimpin dalam segala aspek kehidupan, termasuk keluarga, komunitas, atau tempat kerja. Puisi ini membangkitkan potensi kepemimpinan yang ada pada setiap tentang pemimpin merenungkan kekuatan, tantangan, dan harapan yang terkait dengan posisi kepemimpinan. Melalui lirik-lirik indah, puisi ini memotivasi, menggerakkan, dan menginspirasi pembaca untuk memahami peran dan tanggung jawab pemimpin dalam membawa perubahan dan menghasilkan dampak tentang pemimpin menciptakan ruang untuk refleksi dan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kepemimpinan yang etis, bertanggung jawab, dan inspiratif dalam bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi tentang Pemimpin untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa. Kumpulan Puisi tentang Pemimpin karya Penyair Terkenal
puisi tentang pemimpin negara