Hasilnya harga CPO saat Mei turun 3.87 persen menjadi Rp 15.807,24, Inti Sawit juga mengalami penurunan 3.65 persen menjadi Rp. 12.169,80 , sedangkan Nilai Indeks K naik 2.02 persen menjadi 93.12
TamanBunga Merapi Garden Samiran Selalu Indah, Ini Rahasianya BMKG : Sebagian Wilayah Jakarta Berpotensi Hujan Hari Ini BPBD Riau : 639 Hektar Lahan Terbakar Sejak Awal Tahun Tak-takan Kecam Rendang Babi, Gubernur Sumbar :
EksAnggota DPR: Kalau Percaya Ini Negara Hukum | LPSK di Kasus Ajudan Ferdy Sambo: 'Istimewakan' Putri Candrawathi, Tak Dipercaya Keluarga Brigadir J | Pernyataan Jokowi Tak Jamin Polri Terbuka Tangani Kasus Brigadir J, Kamaruddin: Kenapa Musti Takut | Hari Ini Terakhir! Cek Lowongan Kerja Kimia Farma Khusus D3 Farmasi, Ini Syarat dan Cara
Pontianak(ANTARA) - Harga tertinggi tandan buah segar (TBS) sawit di Kalbar untuk periode pertama Juni 2022, yang dikeluarkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, mencapai Rp2.733 per kilogram untuk umur 10- 20 tahun. "Berdasarkan hasil rapat tim penetapan harga TBS kelapa sawit produksi pekebun Kalbar pada 15 Juni 2022, ditetapkan
Bisniscom, JAKARTA – Harga tandan buah segar (TBS) sawit mulai bergerak naik setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menghapus tarif pungutan ekspor. Dengan kebijakan tersebut, maka tarif pungutan ekspor yang semula US$200 kini menjadi Rp0. Ketetapan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 115/2022 tentang Tarif
Quelle Phrase D Accroche Sur Un Site De Rencontre. KALBAR TERKINI - Berikut kami sajikan informasi tentang harga minyak sawit mentah CPO pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara KPBN. Adapun untuk pantauan harga minyak sawit mentah tercatat turun menjadi Rp pada Jumat 10 maret 2023 hari ini. Dengan demikian harga CPO terjadi penurunan Rp 75/Kg, bila dibandingkan dengan harga CPO pada Kamis 9 maret 2023 yang mencapai Rp Baca Juga Simak Harga TBS Sawit Provinsi Riau Berlaku Periode 8-14 Maret 2023 Cek Rincian Berikut ini Selanjutnya berikut kami sajikan pantauan Harga Tandan Buah Segar TBS Sawit Provinsi Kalimantan Barat Kalbar. Telah menetapkan untuk periode I-Maret 2023, harga sawit umur 10 – 20 tahun naik Rp 47,18/kg menjadi Rp yang ditetapkan pada Selasa 7 maret 2023. Berikut harga sawit Provinsi Kalimantan Barat Kalbar mengutip laman Sawit umur 3 tahun Rp Sawit umur 4 tahun Rp
Pontianak ANTARA - Harga Tanda Buah Segar TBS sawit di Kalbar untuk periode II April 2022 kembali naik, dari periode sebelumnya di harga tertinggi di umur 10 tahun kini menjadi per kilogram. "Harga saat ini berdasarkan Tim Penetapan Harga TBS kelapa sawit produksi pekebun Kalbar periode II April 2022 di Ruang Rapat Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar yang diikuti unsur Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten, Perusahaan Kelapa Sawit PKS dan utusan kelembagaan pekebun," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Disbunak Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Kamis. Ia menjelaskan, Disbunak Kalbar mempertegas ke pelaku manajemen Pabrik Kelapa Sawit PKS bahwa larangan ekspor minyak mentah sawit atau CPO itu tidak berkaitan dan bukan pembenaran untuk penurunan harga TBS sawit seenaknya. "Harga TBS sawit sudah diatur oleh dua regulasi yakni Permentan nomor 01 tahun 2018 dan Pergub nomor 63 tahun 2018 tentang penetapan indeks K dan TBS sawit," katanya. Ia menjelaskan bahwa penetapan harga yang ada memberikan tanggungjawab agar PKS menerapkan tanpa terkecuali baik kepada mitranya maupun petani sawit swadaya. "Memang ideal mitra dan swadaya harganya sama. Pemprov Kalbar mengingatkan perusahaan PKS komitmen dengan regulasi yang ada," katanya. Sementara itu, Anggota DPRD Sambas, Hapsak Setiawan menyoroti persoalan penurunan harga TBS sawit di tingkat PKS di Sambas sampaj ada larangan bahan baku minyak goreng , CPO dan minyak goreng itu sendiri. "Terjadi kondisi di lapangan khususnya di wilayah Kabupaten Sambas. TBS sawit mengalami penurunan kisaran per kilogram. Ini terjadi di hampir semua PKS yang ada di Sambas. Padahal menurut harga penetapan masih di kisaran sampai Ini tentu perlu adanya pengawasan dari pihak terkait agar PKS tidak menetapkan harga secara sepihak," jelas dia.
BANGKA - Pada hari ini, Kamis 8/6/2023 harga sawit di tingkat petani Rp per Kg atau naik Rp 100 dari harga sebelumnya Rp pe Kg. Harga Tandan Buah Segar TBS sawit di Provinsi Bangka Belitung merangkak naik sejak dua hari terakhir ini. "Harga TBS sawit dua hari ini ada kenaikan dari Rp per Kg menjadi Rp di tingkat petani. Kenaikan hanya Rp 100 sampai Rp 30 di tingkat pabrik CPO," kata Yanto, petani sawit asal Desa Jeriji kepada Kamis 8/6/2023. Dengan turunya harga TBS kelapa sawit, berdampak pada turunnya harga racun herbisida, seperti racun lalang semula Rp per liter menjadi Rp per liter, turunnya hampir 25 persen. "Untuk racun rumput semula Rp per liter kini menjadi Rp per liter ada baiknya pupuk juga banyak mengalami penurunan harga. Sementara untuk pupuk, petani saat ini lebih memakai pupuk dengan harga murah, sehingga lebih terjangkau," ujar Bang Yan, sapaan akrab Yanto. Untuk diketahui, sebelumnya, pada Rabu 31/5/2023 lalu harga TBS sawit di tingkat petani, terus mengalami penurunan Harga pembelian TBS sawit petani semula di hargai hanya Rp per kg dari harga Rp per kg turun Rp 50. Turunnya harga TBS sawit ini, dikatakan petani sawit lebih murah dari sebungkus Indomie yang rata-rata Rp per bungkus. "Harga TBS sawit hari ini Rp per kg, sebelumnya Rp per kg. Tetapi itu belum dipotong biaya panen, Rp 200 per kg, berati bersih Rp per kg," kata Yanto. Yanto, mewanti-wanti harga TBS sawit akan teruz turun, sehingga dia mengharapkan pemerintah dapat segera mengendalikan harga sawit yang terus melorot. "Jangan sampai harga turun terus, harga segitu lebih murah dari harga sebungkus Indomie. kami berharap pemerintah dapat membantu petani sawit. Carikan solusi, menyelesaikan persoalan harga sawit yang terus turun seperti ini," harapnya. Diketahui sebelumnya, harga TBS di wilayah Babel terus mengalami penurunan sejak Jumat 28/4/2023 lalu se harga Rp per kg, turun ke Rp per kg pada Kamis 4/5/2023 dan kembali turun Rp per kg pada Jumat 26/5/2023. Dengan TBS sawit yang terus turun, membuat para petani khawatir melihat kondisi ini, mereka bertanya-tanya kenapa harga TBS sawit terus melorot. "Awal puasa Ramadhan kemarin harga masih Rp per kg. Tetapi memasuki 15 hari puasa harga terus turun dan sampai hari ini ada yang Rp per kg di pabrik kelapa sawit dan harga di tingkat petani hari ini Rp per kg," kata Yanto.
- Harga Tandan Buah Segar TBS sawit di Kalimantan Barat kini perlahan naik. Meski demikian hal tersebut justru menuai reaksi dari sejumlah petani sawit yang ada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Pasalnya, petani masih merugi sebab harga pembelian oleh pabrik pengelolahan sawit masih dibawah biaya produksi para petani. Satu diantara petani sawit di Kabupaten Mempawah, Abdullah mengatakan saat ini memang harga TBS perlahan naik. Hingga per rabu 20 Juli 2022 kemarin naik sekitar Rp 60. "Harga saat ini Rp 1240. Ini yang great A,"katanya kepada Kamis 21/07/2022. Baca JugaTarif Pungut Ekspor CPO Dihapuskan, Petani Sawit Sumsel Tak Ada Alasan Pabrik Tak Serap TBS Abdullah juga katakan, kenaikan harga tersebut tak berbanding lurus dengan biaya pengeluaran petani. Seperti halnya, biaya pembelian mulai dari obat-obatan hingga harga pupuk tak kunjung turun. "Meskipun sekarang ada kenaikan harga, namun saat ini masih kurang. Sebab harga panen dengan biaya perawatan belum tertutupi,"ujarnya. Ia mengungkapkan kenaikan harga TBS saat ini masih belum stabil. Walaupun ada kenaikan harga TBS, menurut Abdullah perubahannya masih relatif kecil. "Memang dari harga sebelumnya ada kenaikan, tapi belum signifikan, kenaikan Rp 60 rupiah per Rabu, 20 Juli 2022. Harga ini belum stabil masih belum bisa menutupi biaya upah pekerja saja belum bisa karena harga pupuk dan obat-obat racunnya itu pun masih mahal tidak ada penurunan harga,"ungkapnya. "Seperti yang disampaikan menteri perdagangan, mematok minimal per pekan ini minimal dengan harga Rp 2400, sedangkan yang terjadi dilingkup masyarakat Rp 1240," sautnya lagi. Baca JugaHarga TBS Anjlok, Kemenkeu Turunkan Tarif Pungutan Ekspor Jadi USD 0 Saat ini petani sawit hanya berharap agar harga jual sawit dapat kembali stabil. Sebab, jika hal ini terus-terusan terjadi, maka banyak dampak akan terjadi pada petani.
Harga tandan buah segar TBS kelapa sawit di Kalimantan Barat saat ini melambung tinggi. Petani kelapa sawit menjadi satu dari sedikit golongan yang imun dari gejolak sosial ekonomi pandemi Inklusi sosial provinsi ini menunjukkan perbaikan, ditandai meningkatnya kesejahteraan petani dan turunnya angka pengangguran di pedesaan. Program B30 menjadi muasalnya. SEPERTI petani kelapa sawit lainnya, Julianto 30 merasakan dua tahun ini menjadi periode yang membahagiakan. Harga tandan buah segar melonjak tinggi dari di seribuan rupiah per kilogram di tahun 2019, hingga kini nyaris menyentuh angka tiga ribu rupiah pada tahun ini.”Walaupun ada pandemi Covid-19, tapi harga sawit naik terus. Ini membuat kami petani di kampung lumayan terbantu,” sebut dia. Aktivitas petani asal Desa Tebedak, Kabupaten Landak ini di kebun miliknya yang sekira dua hektare lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. “Saya bisa membeli kendaraan dan bisa menabung untuk persiapan biaya sekolah anak saya nanti. Saya tidak mau anak saya hanya tamat SMP seperti saya,” ujarnya. Sebagai tamatan pendidikan rendah, Julianto sedari remaja sudah menjadi karyawan perusahan sawit di desanya. Sejak kecil dia sudah yatim piatu dan harus menghidupi dirinya sendiri. “Hanya perusahaan sawit yang mau menerima tamatan SMP seperti saya. Puji Tuhan, dari tabungan hasil upah bisa saya belikan tanah. Walaupun agak jauh lokasinya tapi bisa dikelola,” sebut ayah satu anak ini. Infografis Kuswadi, petani sawit asal Desa Binjai Hulu, Kabupaten Sintang juga menyebut kelapa sawit menjadi primadona masyarakat. “Kami berharap harga TBS saat ini bisa bertahan, bahkan naik lagi. Karena sekarang anak-anak muda mulai senang bertani dan tidak gengsi karena hasilnya menguntungkan,” ucapnya kepada Pontianak Post beberapa waktu lalu. Sawit sendiri sudah lekat dengan sebagian warga di sana. Dia menceritakan dinamika ekonomi yang dilalui di desa tersebut, dimana pada tahun 1980-an kegiatan tambang emas ilegal marak di Kalbar. Warga yang awalnya petani beralih menjadi buruh tambang, walaupun harus dihantui razia aparat hingga risiko kematian tertimbun longsoran tanah. “Hasil tani dulu tak menjanjikan karena kami belum kenal teknologi dan sistem pemupukannya masih tradisional, jadi larinya ke tambang,” tukasnya. Namun ternyata, menjadi buruh tambang pun tak mencukupi kebutuhan masyarakat sehari hari. Hingga pada akhir dekade 1990an, perusahan sawit masuk kesana. Warga pun berbondong-bondong membangun kebun plasma dan menjadi mitra perusahaan. Banyak pula yang menjadi karyawan di perusahaan, mulai dari tukang pancang, tukang tanam, mandor, dan lain-lain. “Sampai sekarang kami tak pernah pindah pekerjaan. Karena hasilnya bisa untuk membangun rumah dan menyekolahkan anak. Apalagi harga TBS sedang tinggi,” tutur pria paruh baya ini. Harga TBS sendiri terus meroket dan mencapai rekor tertinggi tahun ini. Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Munsif mengatakan, pada periode II Oktober 2021 harga TBS mencapai per kilogram, sementara minyak mentah sawit atau CPO harganya per kilogram. Sedangkan untuk inti sawit atau PK sudah mencapai per kilogram. Infografis TBS dan NTP Bandingkan dengan dua tahun belakangan. Pada Oktober tahun 2019, harga TBS Kalbar hanya per kilogram. Lalu pada bulan yang sama tahun lalu naik menjadi per kilogram. Hingga kini hampir menyentuh untuk berat yang sama. Kesejahteraan petani pun meningkat. Badan Pusat Statistik mencatat, Nilai Tukar Petani Perkebunan Kalbar naik signifikan sejak tahun 2019. Pada Oktober tahun 2018 hanya mencapai 95,50 poin. Lalu pada periode yang sama tahun berikutnya naik menjadi 103,81. Di tahun 2020 yang menjadi tahun pandemi Covid 19, di bulan yang sama malahan melonjak jadi 120,63 poin. Puncaknya pada Oktober 2021 kesejahteraan petani perkebunan Kalbar tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yaitu 161,02 poin. Bandingkan dengan NTP Gabungan Kalbar yang hanya’ 131,63 poin. Data kemiskinan Kalbar dari BPS juga menunjukkan penduduk miskin di pedesaan turun dalam empat tahun terakhir. Dari pengambilan sampel bulan Maret, pada tahun 2018 penduduk miskin di desa-desa di Kalbar mencapai 9,16 persen. Namun saat harga sawit mulai naik pada 2019, warga miskin di pedesaan turun drastis ke 7,49 persen. Namun pandemi membuat angkanya naik lagi ke 8,50 persen pada tahun 2020. Hingga kemudian kemiskinan penduduk desa di provinsi ini turun tajam ke angka 7,15 persen. Ekonom Universitas Tanjungpura Prof Dr Eddy Suratman menyebut, kenaikan harga sawit telah menyelamatkan ekonomi provinsi ini pada dua tahun era kelam pandemi. Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Triwulan II tahun 2021, Kalbar mampu tumbuh 10,81 persen. Sedangkan angka nasional hanya 7,07 persen. “Ini ditopang meningkatnya ekspor, terutama dari komoditas kelapa sawit naik, sehingga Kalbar ekonominya bisa tumbuh. Bahkan kesejahteraan petani kita yang diukur dari Nilai Tukar Petani mengalami kenaikan yang signifikan,” paparnya. Biosolar jadi Jawaban Naiknya harga komoditas kelapa sawit kental dipengaruhi energi hijau pemerintah. Dimana Presiden Joko Widodo memberikan mandat kepada PT Pertamina Persero untuk program B30. Program untuk mengadakan BBM bersubsidi Solar dari campuran 30 persen fatty acid methyl ester FAME dan 70 persen solar. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Gapki Kalbar, Purwati Munawir menyebut, sejak program ini diluncurkan harga CPO terus menanjak. Berdasarkan data Gapki, pada 2017, produk minyak sawit yang diserap untuk biosolar sebesar 20,1%. Lalu pada tahun 2018, naik menjadi 28,3%. Kemudian naik tinggi ada 2019 dimana peruntukan ke biosolar mencapai 34,8%. Selanjutnya pada pada tahun lalu permintaan minyak kelapa sawit dari industri biosolar telah mencapai 41,7%, mendekati kebutuhan untuk pangan yang sebesar 48,6%. “Apresiasi untuk Pemerintah yang bisa mengakomodir CPO menjadi biosolar sekaligus meningkatkan energi dan ekonomi. Saat ini kenaikan harga TBS bisa dinikmati,’ sebutnya. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia Aprobi Paulus Tjakrawan saat acara Journalist Fellowship and Training Batch II 2021 Wilayah Kalimantan yang diselenggarakan Badan Penghimpun Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang diikuti Pontianak Post secara virtual, Sabtu 13/11, menyebut B30 menjawab sejumlah Dari aspek keekonomian, implementasi program biodiesel dapat menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. “Terutama dari bahan baku yang berasal dari sawit Hal ini membuat harga sawit melonjak seperti sekarang Tentu saja harga ini dinikmati oleh para petani sawit kita, termasuk di Kalimantan Selain itu anggaran untuk impor minyak dapat dialihkan untuk program pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan infrastruktur,” ujarnya. Terlebih ketahanan energi saat ini menjadi salah satu isu terpenting. “Sejak 2004 kita resmi menjadi negara pengimpor minyak, setelah lifting dan produksi minyak dalam negeri tak mampu Sementara untuk menjadi negara maju atau negara industri, konsumsi BBM kita harus tinggi. Makanya penting untuk mencari sumber energi selain minyak fosil yang menguras devisa negara. Dengan B30 tahun lalu kita pada 2020, bisa menghemat devisa negara 50 triliun rupiah,” kata Paulus. Praktisi biodiesel, Prof Dr Thamrin Usman DEA, menyebut biosolar adalah solusi untuk tiga masalah sekaligus, yaitu ketahanan energi dan tuntutan energi hijau, serta penciptaan lapangan kerja. Pada aspek lingkungan hidup, biosolar memiliki sifat biodegradable yang tidak beracun dan diproduksi dari tanaman yang berkesinambungan. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan juga lebih kecil. Sedangkan dari sisi ketahanan energi, ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil bisa dikurangi. B30 juga berhasil menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan baru. “Menjadikan biodiesel sebagai ketahanan energi di Indonesia sangatlah menjanjikan karena bahan baku tersedia secara masif, ekonomis, dapat diperbarui, ramah lingkungan dan berada dalam zona ekuatorial dengan pancaran sinar matahari sepanjang tahun. Biodiesel dari Senyawa Turunan Minyak Sawit dengan bauran 30% B30 hingga kelak D100 100 persen nabati memberikan dampak yang luar biasa,†sebutnya. Sementara itu dalam keterangan resminya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan B30 membuat pihaknya berhasil mengurangi impor BBM. “Bahkan mulai April 2019, Pertamina sudah tidak lagi mengimpor BBM jenis solar,†jelasnya. Menurutnya, penerapan program B30 tak hanya akan mengurangi impor BBM, tapi juga akan menghemat devisa negara. Saat ini terdapat SPBU di Indonesia sudah menyalurkan BBM jenis B30. Realisasi penyerapan pada tahun 2020 mencapai 89% yaitu 7,14 juta KL dari alokasi sebesar juta KL. Pada tahun 2021, sesuai Kepmen ESDM 252/2020 Pertamina mendapatkan alokasi untuk menyerap biodiesel/FAME sebesar 7,81 juta ars Harga tandan buah segar TBS kelapa sawit di Kalimantan Barat saat ini melambung tinggi. Petani kelapa sawit menjadi satu dari sedikit golongan yang imun dari gejolak sosial ekonomi pandemi Inklusi sosial provinsi ini menunjukkan perbaikan, ditandai meningkatnya kesejahteraan petani dan turunnya angka pengangguran di pedesaan. Program B30 menjadi muasalnya. SEPERTI petani kelapa sawit lainnya, Julianto 30 merasakan dua tahun ini menjadi periode yang membahagiakan. Harga tandan buah segar melonjak tinggi dari di seribuan rupiah per kilogram di tahun 2019, hingga kini nyaris menyentuh angka tiga ribu rupiah pada tahun ini.”Walaupun ada pandemi Covid-19, tapi harga sawit naik terus. Ini membuat kami petani di kampung lumayan terbantu,” sebut dia. Aktivitas petani asal Desa Tebedak, Kabupaten Landak ini di kebun miliknya yang sekira dua hektare lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. “Saya bisa membeli kendaraan dan bisa menabung untuk persiapan biaya sekolah anak saya nanti. Saya tidak mau anak saya hanya tamat SMP seperti saya,” ujarnya. Sebagai tamatan pendidikan rendah, Julianto sedari remaja sudah menjadi karyawan perusahan sawit di desanya. Sejak kecil dia sudah yatim piatu dan harus menghidupi dirinya sendiri. “Hanya perusahaan sawit yang mau menerima tamatan SMP seperti saya. Puji Tuhan, dari tabungan hasil upah bisa saya belikan tanah. Walaupun agak jauh lokasinya tapi bisa dikelola,” sebut ayah satu anak ini. Infografis Kuswadi, petani sawit asal Desa Binjai Hulu, Kabupaten Sintang juga menyebut kelapa sawit menjadi primadona masyarakat. “Kami berharap harga TBS saat ini bisa bertahan, bahkan naik lagi. Karena sekarang anak-anak muda mulai senang bertani dan tidak gengsi karena hasilnya menguntungkan,” ucapnya kepada Pontianak Post beberapa waktu lalu. Sawit sendiri sudah lekat dengan sebagian warga di sana. Dia menceritakan dinamika ekonomi yang dilalui di desa tersebut, dimana pada tahun 1980-an kegiatan tambang emas ilegal marak di Kalbar. Warga yang awalnya petani beralih menjadi buruh tambang, walaupun harus dihantui razia aparat hingga risiko kematian tertimbun longsoran tanah. “Hasil tani dulu tak menjanjikan karena kami belum kenal teknologi dan sistem pemupukannya masih tradisional, jadi larinya ke tambang,” tukasnya. Namun ternyata, menjadi buruh tambang pun tak mencukupi kebutuhan masyarakat sehari hari. Hingga pada akhir dekade 1990an, perusahan sawit masuk kesana. Warga pun berbondong-bondong membangun kebun plasma dan menjadi mitra perusahaan. Banyak pula yang menjadi karyawan di perusahaan, mulai dari tukang pancang, tukang tanam, mandor, dan lain-lain. “Sampai sekarang kami tak pernah pindah pekerjaan. Karena hasilnya bisa untuk membangun rumah dan menyekolahkan anak. Apalagi harga TBS sedang tinggi,” tutur pria paruh baya ini. Harga TBS sendiri terus meroket dan mencapai rekor tertinggi tahun ini. Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Munsif mengatakan, pada periode II Oktober 2021 harga TBS mencapai per kilogram, sementara minyak mentah sawit atau CPO harganya per kilogram. Sedangkan untuk inti sawit atau PK sudah mencapai per kilogram. Infografis TBS dan NTP Bandingkan dengan dua tahun belakangan. Pada Oktober tahun 2019, harga TBS Kalbar hanya per kilogram. Lalu pada bulan yang sama tahun lalu naik menjadi per kilogram. Hingga kini hampir menyentuh untuk berat yang sama. Kesejahteraan petani pun meningkat. Badan Pusat Statistik mencatat, Nilai Tukar Petani Perkebunan Kalbar naik signifikan sejak tahun 2019. Pada Oktober tahun 2018 hanya mencapai 95,50 poin. Lalu pada periode yang sama tahun berikutnya naik menjadi 103,81. Di tahun 2020 yang menjadi tahun pandemi Covid 19, di bulan yang sama malahan melonjak jadi 120,63 poin. Puncaknya pada Oktober 2021 kesejahteraan petani perkebunan Kalbar tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yaitu 161,02 poin. Bandingkan dengan NTP Gabungan Kalbar yang hanya’ 131,63 poin. Data kemiskinan Kalbar dari BPS juga menunjukkan penduduk miskin di pedesaan turun dalam empat tahun terakhir. Dari pengambilan sampel bulan Maret, pada tahun 2018 penduduk miskin di desa-desa di Kalbar mencapai 9,16 persen. Namun saat harga sawit mulai naik pada 2019, warga miskin di pedesaan turun drastis ke 7,49 persen. Namun pandemi membuat angkanya naik lagi ke 8,50 persen pada tahun 2020. Hingga kemudian kemiskinan penduduk desa di provinsi ini turun tajam ke angka 7,15 persen. Ekonom Universitas Tanjungpura Prof Dr Eddy Suratman menyebut, kenaikan harga sawit telah menyelamatkan ekonomi provinsi ini pada dua tahun era kelam pandemi. Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Triwulan II tahun 2021, Kalbar mampu tumbuh 10,81 persen. Sedangkan angka nasional hanya 7,07 persen. “Ini ditopang meningkatnya ekspor, terutama dari komoditas kelapa sawit naik, sehingga Kalbar ekonominya bisa tumbuh. Bahkan kesejahteraan petani kita yang diukur dari Nilai Tukar Petani mengalami kenaikan yang signifikan,” paparnya. Biosolar jadi Jawaban Naiknya harga komoditas kelapa sawit kental dipengaruhi energi hijau pemerintah. Dimana Presiden Joko Widodo memberikan mandat kepada PT Pertamina Persero untuk program B30. Program untuk mengadakan BBM bersubsidi Solar dari campuran 30 persen fatty acid methyl ester FAME dan 70 persen solar. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Gapki Kalbar, Purwati Munawir menyebut, sejak program ini diluncurkan harga CPO terus menanjak. Berdasarkan data Gapki, pada 2017, produk minyak sawit yang diserap untuk biosolar sebesar 20,1%. Lalu pada tahun 2018, naik menjadi 28,3%. Kemudian naik tinggi ada 2019 dimana peruntukan ke biosolar mencapai 34,8%. Selanjutnya pada pada tahun lalu permintaan minyak kelapa sawit dari industri biosolar telah mencapai 41,7%, mendekati kebutuhan untuk pangan yang sebesar 48,6%. “Apresiasi untuk Pemerintah yang bisa mengakomodir CPO menjadi biosolar sekaligus meningkatkan energi dan ekonomi. Saat ini kenaikan harga TBS bisa dinikmati,’ sebutnya. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia Aprobi Paulus Tjakrawan saat acara Journalist Fellowship and Training Batch II 2021 Wilayah Kalimantan yang diselenggarakan Badan Penghimpun Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang diikuti Pontianak Post secara virtual, Sabtu 13/11, menyebut B30 menjawab sejumlah Dari aspek keekonomian, implementasi program biodiesel dapat menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. “Terutama dari bahan baku yang berasal dari sawit Hal ini membuat harga sawit melonjak seperti sekarang Tentu saja harga ini dinikmati oleh para petani sawit kita, termasuk di Kalimantan Selain itu anggaran untuk impor minyak dapat dialihkan untuk program pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan infrastruktur,” ujarnya. Terlebih ketahanan energi saat ini menjadi salah satu isu terpenting. “Sejak 2004 kita resmi menjadi negara pengimpor minyak, setelah lifting dan produksi minyak dalam negeri tak mampu Sementara untuk menjadi negara maju atau negara industri, konsumsi BBM kita harus tinggi. Makanya penting untuk mencari sumber energi selain minyak fosil yang menguras devisa negara. Dengan B30 tahun lalu kita pada 2020, bisa menghemat devisa negara 50 triliun rupiah,” kata Paulus. Praktisi biodiesel, Prof Dr Thamrin Usman DEA, menyebut biosolar adalah solusi untuk tiga masalah sekaligus, yaitu ketahanan energi dan tuntutan energi hijau, serta penciptaan lapangan kerja. Pada aspek lingkungan hidup, biosolar memiliki sifat biodegradable yang tidak beracun dan diproduksi dari tanaman yang berkesinambungan. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan juga lebih kecil. Sedangkan dari sisi ketahanan energi, ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil bisa dikurangi. B30 juga berhasil menghemat devisa dan membuka lapangan pekerjaan baru. “Menjadikan biodiesel sebagai ketahanan energi di Indonesia sangatlah menjanjikan karena bahan baku tersedia secara masif, ekonomis, dapat diperbarui, ramah lingkungan dan berada dalam zona ekuatorial dengan pancaran sinar matahari sepanjang tahun. Biodiesel dari Senyawa Turunan Minyak Sawit dengan bauran 30% B30 hingga kelak D100 100 persen nabati memberikan dampak yang luar biasa,†sebutnya. Sementara itu dalam keterangan resminya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan B30 membuat pihaknya berhasil mengurangi impor BBM. “Bahkan mulai April 2019, Pertamina sudah tidak lagi mengimpor BBM jenis solar,†jelasnya. Menurutnya, penerapan program B30 tak hanya akan mengurangi impor BBM, tapi juga akan menghemat devisa negara. Saat ini terdapat SPBU di Indonesia sudah menyalurkan BBM jenis B30. Realisasi penyerapan pada tahun 2020 mencapai 89% yaitu 7,14 juta KL dari alokasi sebesar juta KL. Pada tahun 2021, sesuai Kepmen ESDM 252/2020 Pertamina mendapatkan alokasi untuk menyerap biodiesel/FAME sebesar 7,81 juta ars
harga sawit kalbar hari ini