Berikutdibawah ini pertanyaan yang harus ditanyakan saat lamaran. 1. Agama yang dianutnya. Perkembangan zaman saat ini begitu cepat, sehingga beberapa cerita bermunculan saat lamaran tak seagama dikhawatirkan akan murtad dari agamanya. Oleh karena itu ketika datang melamar maka pertanyaan mengenai agama itu penting.
KirimPertanyaan . Jawaban-jawaban baru . Mengenal Islam Hukum Merekam Tilawah Al-Qur’an Karim Dengan Suara Biduan (Penyanyi) 09-03-2016 Menyaksikan : 3660 Musik dan Yang Melalaikan 20620 Semua Hak Dilindungi Milik Website Soal Jawab Tentang Islam© 1997-2022
Sebabdibedakannya antara ayat Muhkmah dan ayat Mutyabihat karena berdasarkan surah Ali-imran : 7 ”yang artinya Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat” maksudnya adanya ayat-ayat ini adalah bahwa ayat
SelengkapnyaPidato tentang Kemuliaan Al-Quran berikut ini, Semoga Bermanfaat ! Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah, nikmat dan karunianya secara terus menerus dan berlapis-lapis di setiap waktunya. Dia yang Maha Hidup, selalu terjaga dan selalu menatap kehidupan hamba-hambanya.
Itiqadiyah, artinya. A. Al-Qur’an berisi hukum-hukum akhlak manusia. B. Al-Qur’an berisi tentang keimanan. C. Al-Qur’an berisi tentang kisah kehidupan kaum terdahulu. D. Al-Qur’an berisi tentang ibadah dan muamalah. E. Al-Qur’an berisi tentang kabar gembira dan peringatan. Jawaban: A. Soal No. 11).
Quelle Phrase D Accroche Sur Un Site De Rencontre. NUZULUL Quran diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Tanggal ini diambil berdasarkan nash alquran dan catatan sejarah. Mau tahu? Inilah ulasannya. Secara tegas Alquran menyatakan dalam Surat al-Baqarah ayat 185, bahwa peristiwa nuzulul quran terjadi dalam bulan Ramadhan. “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil.” al-Baqarah [2] 185. Keterangan ayat di atas kuat dalam menginformasikan bulan penurunan Alquran, adapun tanggal penurunannya tidak disebut. Nah, bagaimana soal penetapan tanggal 17 Ramadhan sebagai nuzulul quran? Para ulama mencari keterangan lain untuk memperkhusus penjelasan ayat di atas yang masih umum. Jalan yang ditempuh adalah dengan mencari penjelasan dari ayat lain, keterangan dari sabda Rasul dan atsar para sahabat. Hasilnya, ada dua pendapat ulama. Pertama menunjuk tanggal 17 Ramadhan, dan lainnya menyebut tanggal 24 Ramadhan. Untuk menjelaskan ayat 185 Surat al-Baqarah di atas, sebagian ulama merujuk kepada ayat berikut “Ha mim. Demi kitab Al Qur’an yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” al-Dukhan [44] 3. Dan; “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Qur’an pada malam kemuliaan.” al-Qadr [97] 1. Ayat di atas menjelaskan tentang turunnya Alquran pada lailatul qadar atau malam qadar. Malam Qadar diketahui memang terjadi dalam bulan Ramadhan. Maka ayat ini menambah kepastian informasi dalam surat al-Baqarah 185 di atas, namun tanggalnya masih tidak bisa dipastikan. Tidak pastinya tanggal dari penafsiran berdasar ayat di atas membuka peluang untuk mempertimbangkan informasi lain berdasar ayat 41 surat al-Anfal. “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami Muhammad di hari Furqaan yawm al furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” al-Anfal [8] 41. Sebagian ulama menjadikan ungkapan “yawm al-furqân” dalam ayat ini sebagai kata kunci dalam mencari hari pertama penurunan Alquran. Ayat ini menjelaskan, bahwa yawm al-furqân adalah hari di mana dua jamaah bertemu. Menurut Ibn Ishâq, ini adalah hari berhadapannya umat Islam dengan musyrikin Quraysy di perang Badar. Berdasar catatan sejarah, peristiwa ini terjadi Jumat, tanggal 17 Ramadhan tahun kedua hijrah. Inilah yang kemudian memepertegas penetapan tanggal 17 Ramadhan sebagai hari diturunkannya Alquran. Penjelasan ayat di atas tentang Alquran yang diturunkan pada hari yang sama dengan perang Badar, dipahami sebagai isyarat bahwa Alquran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian. Keluasan jangka waktu dalam ayat 185 surat al-Baqarah telah dipersempit oleh penjelasan malam qadar dalam Surat al-Dukhan dan al-Qadar. Dengan menjadikan malam qadar sebagai kata kunci, para ulama juga merujuk kepada hadis berikut “Dari Ā’isyah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda “Carilah malam qadar dalam malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”. HR. al-Bukhari Informasi lain yang bisa dirujuk adalah hadis yang di-takhrīj-kan oleh Ahmad, dan Thabrani berdasarkan riwayat dari Qatadah Nabi Saw. bersabda “Suhuf untuk Nabi Ibrahim diturunkan pada awal Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Zabur diturunkan pada dua belas Ramadhan, Injil diturunkan pada delapan belas Ramadhan, dan Alquran diturunkan pada dua puluh empat Ramadhan.” Al-Qurthubî dalam tafsirnya al-Jâmi li Ahkâm al-Qur’ân meyakini bahwa hadis ini merupakan petunjuk yang melatari pendirian al-Hasan, bahwa Alquran diturunkan pada malam dua puluh empat Ramadhan, al-Qurthubî, II, 266. Secara sanad, hadis ini bernilai hasan dan bisa dipedomani, bahkan al-Albani yang telah melakukan kritik sanad terhadap hadis ini memasukkannya dalam kitab Sahih al-Jâmi. Namun secara matan hadis ini masih harus dikritisi, sebab jika dibandingkan dengan hadis sahih di atas terlihat adanya kontradiksi. Malam qadar yang disebut di sana adalah malam ganjil, sementara hadis ini menyebut malam genap malam dua puluh empat sebagai malam penurunan Alquran, padahal jelas malam penurunan Alquran itu adalah malam qadar yang menurut hadis sahih malam ganjil. Dengan demikian, informasi dari hadis ini tidak sampai kepada derajat meyakinkan secara pasti. Lalu bagaimana dengan pendirian ulama yang berpegang kepada tanggal 17 Ramadhan? Secara redaksional ayat 41 Surat al-Anfal menjelaskan tentang harta ganimah, bukan peristiwa penurunan Alquran. Berbeda dengan Surat al-Dukhan dan al-Qadar, yang secara munâsabah, redaksinya memang menjelaskan tentang penurunan Alquran. Jadi dari sudut pandang ini menjadi lebih lemah dibanding surat al-Dukhan dan al-Qadar, namun begitu sebagian ulama yakin bahwa isyarat dalam ayat ini bisa dijadikan hujah. Al-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yawm al-furqân adalah hari perang Badar. Sama seperti Ibn Ishâq, ia mengangkat sebuah riwayat tentang penjelasan yawm al-furqân Dari Abdullah ibn Habib, al-Hasan bin Abi Thalib berkata “Malam al-furqān yang merupakan hari bertemunya dua jamaah, adalah malam tujuh belas Ramadhan”. Menurut Ibn Katsir, riwayat di atas bernilai baik jayd dan kuat, ia juga menambahkan riwayat lain dari Ibn Mardawiyyah yang katanya sahih, Ibn Katsir, IV, 47. Dengan demikian, yawm al-furqân yang dijelaskan Alquran sebagai hari berhadapannya dua pasukan muslim-musyrik di Badar, dapat dipastikan terjadi pada 17 Ramadhan. Disebutnya yawm al-furqân hari pembeda dalam ayat di atas, memberi alasan untuk menghubungkan dua peristiwa yang berselang lima belas tahun ini sebagai peristiwa yang waktu kejadiannya sama. Jadi berdasar ayat 41 surat al-Anfal, sebagian ulama menyimpulkan bahwa perang Badar terjadi dalam waktu yang sama dengan peristiwa penurunan Alquran, yaitu sama-sama terjadi pada malam Jumat tanggal 17 Ramadhan. Disimpulkan bahwa Alquran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Rasul. Peristiwa nuzulul quran sendiri terjadi bersamaan dengan diangkatnya nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Tempatnya di gua Hira’, yaitu tempat di mana biasanya Nabi saw. bertahannus mengasingkan diri dalam bulan Ramadhan. Di sanalah Nabi Muhammad diyakini menerima wahyu pertama yaitu 5 ayat pertama surat Al Alaq. [] SUMBER JABBARSABIL
BAB IPENDAHULUAN Belakang Ulumul Qur’an adalah ilmu yang mempelajari tentang hal – hal yangada hubungannya dengan Al Qur’an. Maka ilmu yang ada dalam Al Qur’andisebut Ulumul Qur’an. Ilmu tersebut diantaranya adalah Ilmu AqsamulQur’an yang berisi tentang sumpah didalam al qur’ dalam konotasi bahasa Al Qur’an disebut qasam yangmembicarakan tentang pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yangkonkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang di ingkarinya Masalah definisi dari Aqsamul Qur’an? unsur-unsur dari Aqsamul Qur’an? jenis - jenis Aqsamul Qur’an? bentuk - bentuk Aqsamul Qur’an ? manfaat Aqsamul Qur’an? tujuan Aqsamul Qur’an? 1 Teuku Muhammad,Ilmu – ilmu Al Qur’an, Semarang PT Pustaka Rizki Putra,2002,hal 1 1 BAB IIPEMBAHASAN Aqsamul Qur’an Aqsam adalah bentuk jamak dari “qasam” yang mengandung arti“sumpah” Dalam bahasa Arab, kata “sumpah” juga sering disebut dengan“al-hilf” حلا atau “al-yamin” نيملا . Adapun shighat asli dari kata“qasam” ialah fi’il atau kata kerja “aqsama” atau “ahlafa” yang dimuta’additransitif dengan “ba” menjadi muqsam bih sesuatu yang digunakan untuk bersumpah, kemudian muqsam alaih yang dinamakan dengan jawab qasam .Qasam didefenisikan sebagai “mengikat jiwa hati agar tidak melakukanatau melakukan sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung, baik secara hakiki maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah dinamakan juga dengan “yamin” tangan kanan, karena orang Arabketika bersumpah memegang tangan kanan orang yang diajak bersumpah . Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sumpah aqsam berarti dengan pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersakasi kepada Tuhan atausesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang dikatakan atau dijanjikan itu benar Abu al-Qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWTmenyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam Kitab-Nya adalah untuk menyempurnakan serta menguatkan “hujjah”Nya, dan dalam hal ini, kalimat“qasam” memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itusendiri. 2 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia , Jakarta PT Hidakarya Agung, 1989, hal. 341 3 Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an , terjemahan Aunar Rafiq El-Mazni, Jakarta Pustaka Al Kautsar, Cet. IV, 2009, hal. 364 4 Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumul Qur’an , hal. 365 5 Jalaluddin as-Syuyuthi asy-Syafi’i, Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an , Beirut Darul Fikr, 1429H/2008M, hal. 487 3
100% found this document useful 1 vote121 views3 pagesDescriptionAqsamul QuranCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote121 views3 pagesAqsamul QuranJump to Page You are on page 1of 3 Aqsamul Qur’an Aqsam adalah bentuk jamak dari “qasam” yang mengandung arti “sumpah” Dalam bahasa Arab, kata “sumpah” juga sering disebut dengan “alhilf” ! حلا "atau “alyamin” ! نيملا ". Adapun shighat asli dari kata “qasam” ialah fi’il atau kata kerja“aqsama” atau “ahlafa” yang dimuta’addi !transitif" dengan “ba” menjadi muqsam bih!sesuatu yang digunakan untuk bersumpah", kemudian muqsam alaih yang dinamakandengan jaab qasam$%& . Qasam didefenisikan sebagai “mengikat jia !hati" agar tidak melakukan ataumelakukan sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung, baik se'arahakiki maupun se'ara i’tiqadi, leh rang yang bersumpah itu. umpah dinamakan juga dengan “yamin” !tangan kanan", karena rang Arab ketika bersumpah memegangtangan kanan rang yang diajak bersumpah$*&. Abu alQsim alQusyairiy menerangkan baha rahasia Allah +menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam -itabya adalah untuk menyempurnakan serta menguatkan “hujjah”ya, dan dalam hal ini, kalimat “qasam”memiliki dua keistimeaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu sendiri$/&.0adi dapat disimpulkan baha Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari ilmuilmutentang alQur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpahsumpah Allah yang terdapat dalam alQur’an.elain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa AlQur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah atau 'iptaanya sebagai muqsam AlQur’an, ungkapan untuk memaparkan qasam dengan memakai kataaqsama, dan kadang menggunakan kata halafa.. 2nsur2nsur dari Qasama. fi’il qasamQasam atau sumpah itu sering dipergunakan dalam per'akapan, sehingga tak jarangqasam tersebut diringkas3 yaitu dengan menghilangkan “fi’il qasam” dan di'ukupkandengan “baa” saja$4& -emudian “baa” pun diganti dengan “au” pada isim d5ahir,seperti3 ي لاوذإشغي “Demi malam, bila menutupi !'ahaya siang"”. !Q. Al6ail3 1"Dan diganti dengan “taa” pada lafa5h jalalah, misalnya3 وديككمصأ “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhalamu.” !Q.AlAnbiyaa’3 /7". b. Al8uqsam bihiAl8uqsam bihi yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah leh Allah. umpah dalam alQur’an ada kalanya dengan memakai nama Allah dan ada kalanya denganmenggunakan namanama 'iptaanya. Allah bersumpah dengan 5atya dalam AlQur’an pada tujuh tempat$7& yaitu a. urat Al aghabun ayat 7 b. urat aba’ ayat %'. urat 9unus ayat /%d. urat 8aryam ayat 4%e. urat Al ijr ayat ;4f. urat An isa ayat 4/g. urat Al 8a’arij ayat ke *diterima leh rang yangmendengarnya sehingga diperkuat dengan sumpah tersebut atau disebut juga jaabqasam. ?sisi muqsam alaih terkadang bisa menjadi taukid, sebagai jaaban qasamkarena yang dikehendaki dengan qasam adalah untuk mentaukidi muqsam alaih!menguatkannya". 8enurut 8ana’ul Quthan ada empat hal yang harus dipenuhimuqsam alaih, yaitu 3 8uqsam alaih>berita itu harus terdiri dari halhal yang baik, terpuji, atau halhalyang penting. 8uqsam alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah. 0ikakalimat muqsam alaih tersebut terlalu panjang, maka muqsam alaihnya bleh dibuang. 0ika jaab qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang psitif !tidak dinegatifkan", maka muqassam alaihnya harus dimasuki huruf “lam” dan “qd”. 8ateri isi muqsam alaih itu bisa berma'amma'am, terdiri dari berbagai bidang pembi'araan yang baikbaik dan penting.%. 0enis jenis Aqsamul Qur’an Dilihat dari segi fi’ilnya, ?rf. Dr. . Abdul Djalal .A. membagi qasam dalam AlQur’an ada dua ma'am, yaitu1. Qasam dhahir !nampak> jelas", yaitu qasam yang fi’il qasamnya disebutkan bersama dengan muqsam bihnya. eperti ayat berikut 3 ! اومس أو ! " $ ميأ %&'" ي ! م ومي .... " + حلا ,- Artinya 3 “8ereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yangsungguhsungguh3 =Allah tidak akan membangkitkan rang yang mati’.” Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, dan di'ukupkan denganhuruf “ba’”, “au”, dan ta’”. eperti 3! ي لاو . َح ح / لا +123 Artinya 3 “Demi aktu matahari sepenggalahan naik. Dan demi malamapabilatelah sunyi !gelap".”. Qasam 8udhmar !tersimpan> samar" yaitu qasam yang didalamnya tidak dijelaskan> disebutkan fi’il qasam dan muqsam bihnya. etapi yang menunjukkan baha kalimat tersebut kalimat qasam adalah katakata setelahnya yang diberi lamtaukid yang masuk kedalam jaab qasamnya., seperti 3 Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
pertanyaan tentang aqsamul qur an