Kelahirantuan guru zaini. Beliau bernama KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang biasa disebut Guru Ijai atau Guru Sekumpul, beliau juga di kenal dengan Tuan Guru Sekumpul, Abah Guru Sekumpul, masyarakat luas juga memberikan gelar panjang kepada beliau yakni Kyai Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani, Syaikhuna Al’Alimul Allamah Muhammad Zaini bin Al’Arif Billah AbahGuru Sekumpul mengajarkan ijazah amalan kepada kita semua agar mata bisa tetap sehat sampai usia tua. Simak amaliyah yang diajarkan Abah Guru Sekumpul berikut ini. Ketika mendengar adzan, اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ. Maka sunnat hukumnya mengucup kedua ibu jari sambil membaca: DownloadGratis MP3 / Ceramah KH Mustafa Bisri. Download Gratis MP3 / Ceramah Cak Nun (Emha Ainun Najib) dan Kyai Kanjeng. Download Gratis MP3 Kumpulan Ceramah / Qasidah / Foto Guru Ijai - Guru Sekumpul. Download Sholawat Langitan. Download Gratis MP3 Mutiara Qasidah Al-Imam Abdullah Bin Alawi Al-Haddad. PERINGATANHAUL AKBAR KE 11 TUAN GURU SEKUMPUL | Al al-‘Alimul ‘Allamah Al ‘Arif billah K.H. Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani Peringatan Haul Akbar ke-11 Abah Guru Sekumpul Martapura. Salam Mahabbah.. Meneruskan Pemberitahuan Haul ke-11 Abah Guru Sekumpul yg diumumkan Imam Mushalla Ar-Raudhah Malam Senin ini. Ijasah MARTAPURA- Salah satu pesan Tuan Guru Sekumpul adalah tentang karamah, yakni agar kita jangan sampai tertipu dengan segala keanehan dan keunikan. Karena bagaimanapun juga karamah adalah anugrah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau skill. Karena itu jangan pernah Quelle Phrase D Accroche Sur Un Site De Rencontre. – Tuan Guru Sekumpul adalah ulama kharismatik yang memiliki nama asli Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Gani. Beliau adalah pemimpin tarekat Samaniyah, mubaligh dan penulis kitab. Ia dilahirkan pada 1942 di desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Ayahnya bernama Abdul Ghani bin H. Abdul Manaf dan ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulya. Ia merupakan keturunan kedelapan dari ulama besar Banjar, Syeikh Muhammad Arsyad Guru lahir dengan nama Ahmad Qusyairi. Setelah lahir ia dan keluarganya pindah ke Kmapung Keraton, Martapura. Qusyairi kecil selalu didampingi oleh ayahnya dan neneknya yang bernama Salbiyah untuk belajar Al-Qur’an dan ajaran-ajaran luhur keislaman. Sejak kecil beliau selalu diajarkan untuk mencintai ulama. Di usia 7 tahun beliau sudah menghafal Al-Qur’an, dan di usia 9 tahun, beliau sudah hafal Tafsir al-Jalalain, tafsir Al-Qur’an yang dikarang oleh dua ulama besar asal Mesir, Jalaluddin al-mahalli dan kecil memulai pendidikan formalnya pada tahun 1949 di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura yang kemudian melanjutkan ke tingkat Tsanawiyah. Di masa sekolah inilah namanya berubah menjadi Muhammad Zaini. Setelah lulus Madrasah Tsanawiyah, ia terus melanjutkan pemburuan ilmunya ke banyak alim ulama rujukan umat di zamannya ke berbagai muda kemudian berangkat ke Makkah untuk belajar agama kepada beberapa ulama terkenal di sana. Adapun para ulama yang menjadi gurunya antara lain Kyai Falak Bogor, Syeikh Yasin bin Isa al-Fadani ulama asal Padang yang berdomisili di Makkah, Syeikh Hasan al-Masya tokoh ulama yang juga tinggal di Makkah, Syeikh Ismail al-Yamani Tokoh ulama yang berasal dari Yaman dan tinggal di Makkah, Syeikh Abdul Qadir al-Baar. Syeikh Ali Junaidi bin Qadhi Muhammad Amin bin Mufti Jamaludin bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Tuan Guru Muhammad Syarwani Abda, dan al-Allamah Syeikh Muhammad Amin belajar di Makkah pada 1970, beliau membuka sendiri pengajian di rumahnya, di Kampung Keraton. Awalnya yang diajarkan adalah nahwu sharaf, namun seiring berjalannya waktu karena yang hadir semakin beragam, maka beliau mulai menggantinya dengan Simtudduror dan Maulid al-Barzanji lalu membaca beraneka macam kitab. Dan jumlah muridnyna semakin bertambah dari hari ke hari. Di tahun 1990-an, beliau memindahkan pengajiannya ke Desa Sekumpul, disana beliau merintis pembangunan musholla Ar-Raudhah. Pengajian terus dilakukan sejak 1990-an hingga wafatnya beliau di tahun 2005. Dari sinilah panggilan Tuan Guru Sekumpul didapatnya. Tuan Guru Sekumpul merupakan perintis dari pembacaan Maulid Simtud-Durar atau yang biasa dikenal dengan sebutan Maulid Habsyi di Kalimantan. Ia juga termasuk seorang Tuan Guru yang memperhatikan kesejahteraan jamaahnya. Pada waktu-waktu tertentu, ia mengundang dokter-dokter spesialis untuk memberikan penyuluhan kesehatan sebelum pengajian dimulai, seperti spesialis jantung, paru-paru, THT, mata, ginjal dan penyakit meluar maupun penyakit dalam. Selain kesehatan, ia juga sangat peduli terhadap kebersihan. Ia juga tidak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk memberi konsumsi bagi para Guru Sekumpul adalah satu-satunya ulama di Indonesia yang diperbolehkan untuk membaiat Tarekat Sammaniyah. Oleh karena itu, banyak jamahnya yang datang kepadanya, bahkan dari luar Kalimantan, seperti Jawa dan luar negeri untuk mengambil baiat tersebut. Murid-murid yang mengikuti pengajiannya tidak kurang dari puluhan ribu orang yang datang dari berbagai penjuru daerah Kalimantan Selatan dan terlihat dari majelis pengajiannya yang dikunjungi oleh puluhan ribu kaum muslimin pada setiap hari kamis sore sampai malam jum’at dan hari ahad sore sampai malam senin. Adapun pada hari sabtu pagi, khusus disediakan untuk ibu-ibu kaum muslimat. Tuan Guru Sekumpul tidak hanya terpandang sebagai seorang ulama yang pandai dalam berdakwah secara lisan, tetapi juga banyak menghasilkan karya yang semuanya berbahasa Arab. Beberapa karyanya adalah Risalah Mubarakah, Manakib Asy-syeikh Muhammad Samman al-Madani Keajaiban di luar nalar Tuan Guru Tuan Guru Sekumpul juga dikenal karena karamahnya. Misalnya, beliau dikenal sudah memiliki kemmapuan kasyah hissi sejak usia 10 tahun, yaitu mendengar apa yang ada di dalam atau yang di tutupi bahwa masyarakat pernah mengadu kepada beliau karena kemarau yang melanda dan hujan yang tidak kunjung turun. Lalu beliau menggoyangkan pohon pisang beberapa kali dan kemudian turunlah hujan. Kisah lain menceritakan waktu beliau masih memberikan pengajian di Kampung Keraton, ia sedang bercerita tentang kesalihan ulama-ulama dan sampailah pada cerita buah rambutan. Ia lalu memasukkan tangannya ke dalam sakunya dan keluarlah buah rambutan, padahal saat itu belum memasuki musim buah beliau menegaskan bahwa karamah terbaik adalah istiqomah di jalan Allah swt. Karena itu, beliau menasihati agar jangan tertipu dengan keanehan-keanehan dan berfikir untuk mengamalkan wirid atau ibadah tertentu agar memiliki karmah tersebut. Karena hakikatnya, karamah itu anugrah, bukan Tuan GuruAda tiga belas wasiat yang ditinggalkan oleh Tuan Guru Sekumpul untuk perbaikan umat di masa depan. Ketiga belas wasiat itu adalah Selalu berpegang teguh pada ajaran Allah serta menjunjung tinggi kedua orang tua serta para alim ulamaBerbaik sangka terhadap sesama muslimMurah hatiMurah hartaManis mukaJangan menyakiti hati orang lainMudah memaafkan kesalahan orang lainJangan saling bermusuhanJangan tamakSelalu yakin keselamatan itu kepada kebenaranJangan merasa lebih baik dari orang lainJangan melayani orang yang dengki kepada kita, serahkan semua kepada AllahTuan Guru Muhammad Zaini Abdul Gani meninggal pada 10 Agustus 2005 di usia 63 tahun. Ia didiagnosa mengalami gagal ginjal dan sempat dirawat ke rumah sakit Mount Elizabeth, Singapura, selama sepuluh hari.

amalan tuan guru sekumpul